Selasa, 18 November 2014

To : My Dearest Husband

Jam menunjukkan pukul 22.30, tapi suamiku tak kunjung datang. Aku menunggu dari pose duduk, tidur, bangun lagi, makan, tapi masih belum terendus bayanganmu. Sepertinya kamu sedang sibuk sekali dengan pekerjaan kantormu yang menumpuk. Sebenarnya mata ini sudah mulai mengantuk, tapi tak bisa terpejam sebelum kamu datang.

jadi ingat waktu lalu sempat baca status fb temanku Mba Edita:


Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari..
Banggalah pada suamimu, karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.. 
Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat.. 
Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.. 
Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.. 
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya..
 
Tentu, aku sangat bangga padamu Suamiku. Terima kasih telah membuat aku dan Raffa bahagia, bukan materi semata, tapi juga kasih sayang mu kepada kami berdua. Sehingga kamu selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi istri dan anakmu tanpa lelah.
::We Love You::
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar