Selasa, 18 November 2014

My Second Son~Evan

9 Januari 2013 pukul 09 pagi telah lahir anak kedua kami yang diberi nama Zein Evano Fabian Rasyid (Evan). Lahir saat usia kandunganku 38weeks+6days. Hosshh akhirnya bisa mencuri-curi waktu buat meninggalkan catatan hidup di blog. Karena semenjak Evan lahir ke dunia, jadi jarang exist di dunia maya. Ada aja sebabnya..Ya karena ngantuk begadang, ga sempat juga karena si kakak yang lagi lucunya iri sama adeknya dan penyakit ''M''~Muales.. Alhasil ga bisa berlama-lama di depan laptop maupun hp. Jadi aku mulai aja ya cerita pengalamanku melahirkan anak keduaku.. Mungkin aja bisa jadi gambaran emaks baru yang mau melahirkan.
Dikehamilan kedua ini entah rasa takut terbayang akan proses melahirkan itu selalu ada. Parnoo banget deh ngebayangin rasanya mules-mules, kepala bayi keluar dari miss v, dan harus dijahit pula. Ga kebayang deh.. Padahal ini harusnya menjadi pengalaman keduaku ya. Aku merasa takut karena dulu waktu melahirkan anak pertama, aku tidak benar-benar merasakan keseluruhan proses melahirkan, karena dulu aku memakai bius ILA jadi sampai saat dijahit pun aku tidak merasa apa-apa.
Untuk persiapan melahirkan, aku selalu meluangkan waktu untuk membaca-baca mengenai tanda-tanda melahirkan, teknik-teknik pengaturan nafas, serta membaca pengalaman bunda-bunda saat melahirkan. Dan aku agak sedikit tenang untuk menghadapi perjuangan itu. Sampai pada akhirnya...
8 Januari 2013 pk 17.15
Akhirnya yang ditunggu datang juga. Di uk ku 38w+5d akhirnya aku mendapati lendir darah!!! Ya lendir darah yang keluar dari miss v pada usia kehamilan akhir yang kutahu dari pengalaman anak pertama dan juga dari hasil membaca merupakan tahap awal yang menandakan akan segera dimulai proses melahirkan. Tapi kali ini agak sedikit dag dig dug, bukan karena khawatir sakitnya melahirkan tapi lebih kepada bingung apa yang harus dilakukan saat itu sedangkan suami masih di kantor dan anakku yang pertama sedang tidur dan tidak mungkin aku bangunkan karena jika tidurnya diganggu pasti deh jadi marah dan uring-uringan. Huffft... Akhirnya aku menelpon suamiku untuk memberitahu hal tersebut dan dia memintaku untuk menelpon rumah sakit agar tahu tindakan apa yang harus dilakukan. Dari hasil telponan dengan suster di rumah sakit, beliau memintaku untuk datang agar dilakukan pengecekan apakah sudah ada pembukaan atau belum.
pukul 19.30
Aku beserta suami dan anak pertamaku~Raffa pergi ke rumah sakit. Karena kami belum makan malam, jadi kami memutuskan untuk makan dulu di rumah makan terdekat. Saat itu aku masih santai banget, dan masih bisa makan lahap dengan menu mie seafood pedas porsi jumbo. Setelah makan malam kami menuju rumah sakit dengan subway train kemudian dilanjut jalan kaki. Ya itu kulakukan karena aku berharap sekali semoga ada pembukaan dan anakku cepat lahir ke dunia (kejar target supaya bb bayi ga terlalu besar).
Pukul 21.00
Masuk ruang bersalin untuk dicek pembukaan, dan ternyata sudah pembukaan 3. Kemudian para suster segera mempersiapkan diriku di ruang bersalin dan memberitahu bahwa saat ini sudah dimulai proses menuju kelahiran baby. Saat itu suamiku dan Raffa menemaniku. Karena kami berfikir perkiraan baby akan lahir di tengah malam atau pagi buta jadi kami memutuskan menelpon temanku yang apartemennya dekat dengan rumah sakit (mba lidya). Kenapa aku mengontak temanku? karena jujur aku ga kebayang jika harus lahiran tanpa ditemani seseorang alias sendirian. Karena saat itu suamiku harus menjaga anakku yang pertama, jadi aku minta tolong ditemani mba Lidya.. Huhu.. Jadi ga enak sama mba Lidya dan suaminya. Lanjut lagi.. Setiap 2 jam pembukaan bertambah, dan setiap merasakan ngilu akibat kontraksi aku selalu mempraktekkan cara nafas yang sering kubaca via internet yaitu setiap kali merasakan nyeri tarik nafas dalam-dalam dari hidung kemudian buang pelan-pelan dari mulut. Oh ya katanya teknik pernafasannya pernafasan perut ya.. Dan tentunya tidak lupa berdoa kepada Alloh.
Sampai pada pembukaan 8 alhamdulillah aku tidak terlalu merasa sakit, sampai pada saat pembukaan 9 suster menginduksi dan juga memecahkan ketuban. Nahhh baru deh saat itu aku merasakan sakit kontraksi yang luar biasa, dan aku berusaha untuk tetap tenang sambil beristighfar dan mengatur nafas (nafas pendek-pendek) agar tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap. Untungnya selang 5 menit langsung pembukaan 10, itu berarti pembukaan sudah lengkap. Kata dokter dan suster aku sudah bisa mengejan sekuat-kuatnya ketika merasakan sakit kontraksi tapi tetap harus mengikuti arahan mereka agar tidak kebablasan mengejan yang bisa menybabkan miss v robek lebih besar. Ternyata saat mengejan itu enak banget deh, karena aku merasa sakitnya jadi hilang sesaat. Dan saat-saat mengeluarkan kepala bayi itu rasanya hanya seperti (maaf) BAB yang keras, setelah kepala bayi keluar itu lebuh gampang lagi mengejannya karena tiba-tiba badannya langsung meluncur. Setelah itu semua rasa sakit hilang seketika berganti fengan rasa haru dan bahagia melihat bayi mungil yang kita tunggu selama 9 bulan kini telah hadir di dunia. Ah terima kasih Alloh telah memberikan segala kemudahan dan kelancaran. Alhamdulillah...
Oh iya yang selalu menjadi pertanyaan dari zaman aku hamil anak pertama adalah.. Bagaimana rasanya saat dijahit?sakitkah? dan pertanyaan itu pun sudah terjawab dengan sendirinya.. Ga sakiiiit..horay.. Paling ngilu aja.
Jadi tips bagi para ibu yang mau melahirkan adalah tetap selalu berfikir positif, komunikasi terus dengan bayi bunda untuk dapat bekerjasama.dengan baik, jangan lupa teknik pernafasannya (ngaruh juga loh), siapkan fisik dan mental, dan jangan lupa berdoa. Ayo pasti bisa!!!! ^^
sekarang usia evan hampir 2 bulan, dan aku sudah berlabel ibu beranak dua.hehehehe...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar