Selasa, 18 November 2014

Suasana Malam dan Cukur Rambut Pertama di Jeongja

 
 
Weekend kali ini tidak ada rencana untuk bepergian keluar rumah untuk mengunjungi suatu tempat wisata atau shopping center. Ternyata biasa menghabiskan waktu weekend di luar rumah dan sekarang hanya berdiam diri saja membuat kami khususnya aku dan Raffa merasa bosan dan butuh menghirup udara luar. Maklum, karena setiap weekdays aku dan Raffa memang sudah terlalu banyak melakukan aktivitas di ruangan itu-itu saja dan rasa jenuh itu pasti ada. Kebetulan saat aku menengok isi kulkas stok makanan sudah mulai menipis, jadi saat malam tiba kami keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di mini market dekat Apartment (dalam bahasa korea Apate), mini market itu bernama “Wellbeing”.
Karena saat itu tujuan kami selain belanja adalah jalan-jalan, maka kami tidak langsung menuju ke Wellbeing, kami sengaja keliling-keliling terlebih dahulu sambil melihat suasana malam di Jeongja. Suasana malam berselimutkan langit hitam, sinaran cahaya dari lampu-lampu jalanan, gedung-gedung, pertokoan dan juga cahaya bintang di langit menambah indahnya suasana di malam hari. Jalan raya terlihat sepi, karena memang hari sudah malam dan tidak terlalu banyak mobil dan motor yang berlalu lalang. Kami berjalan menyusuri tepi jalan jeongja, melewati deretan coffee shop, restauran, café, mini market dan juga gedung-gedung tinggi. Sambil berjalan, aku dan suamiku berbincang-bincang kecil, bersenda gurau, dan aku pun sempat mengutarakan kepadanya bahwa sampai saat ini aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa berada di tempat ini, dan aku sangat senang karena akan ada banyak hal-hal baru yang akan kutemui disini.


Ditengah perjalanan aku melihat terdapat barber shop kecil di sisi jalan, langsung aku teringat rambut suamiku yang sudah tampak sedikit awut awutan. Aku memberitahu suamiku untuk mampir mencoba potongan rambut ala Korea. Dan kami pun mencoba menghampiri barber shop itu dan masuk ke dalam. Ternyata kami masuk dalam antrian, karena ada beberapa orang yang saat itu sedang potong rambut. Saat mengantri, aku memperhatikan cara kerja di barber shop ini. Sambil senyum-senyum dalam hati, ternyata disini apa-apa memang harus serba mandiri. Ternyata tidak hanya di supermarket, mini market saja kita harus memasukkan belanjaan kita sendiri yang sudah dibayar di kasir dengan plastik atau kardus, tapi juga sama halnya di barber shop. Di barber shop ini rata-rata orang yang setelah dicukur rambutnya jika mau cuci rambut setelah dipotong, mereka mencuci rambut mereka sendiri bahkan sampai mengeringkan rambut sendiri dengan hairdryer. Jadi di Barber shop mungkin hanya menyediakan jasa potong rambut, tempat cuci rambut, shampoo, conditioner, dan hairdryer, tanpa jasa cuci dan mengeringkan. Tetapi aku juga tidak tau pasti bagaimana jika di tempat lain, apakah sama atau tidak?..

Saat menunggu giliran potong rambut, aku dan suamiku bingung sekali harus bicara apa nanti saat ditanya dalam bahasa Korea “mau potong apa Pak?”, jangankan menjawab, untuk mengerti arti pertanyaannya saja juga tidak mengerti. Kemudian aku dan suamiku mencari foto model-model rambut yang dipasang di dinding barber shop, tapi sayang dari semua model rambut itu tidak ada yang sesuai seperti keinginan suamiku. Bukan karena model rambutnya yang tidak bagus, tapi masalahnya apakah model rambut tersebut cocok untuk suamiku.hehe..

Akhirnya giliran suamiku tiba, aku yang duduk menunggu di kursi tamu tertawa geli dalam hati dan bergumam “nah lohh…potongannya jadi apa ituu.. mau ngomong aja bingung.” Gunting sana gunting sini, dan selesai. Dengan 7000 won hasilnya tidak mengecewakan dan mungkin nanti kami akan kembali lagi ke barber shop ini.

Keluar dari Barbershop, kami berjalan menuju Wellbeing dan menyempatkan mengambil foto suasana malam itu. Setelah puas jalan-jalan dan belanja, kami pun kembali ke apartment.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar